Hari ini tanggal 18 – 04 – 2025, ya hari libur dan hari bersantai – santai aku menghabiskan seharian waktuku di hari ini untuk beristirahat, dan ya di sore hari ada email masuk tentang offering pekerjaan 🙂 waitt wait whatt I never apply for that company and for that position wkwkwk 🙂 dan agak mencurigakan 🙂 dan ya aku melakukan sedikit pemeriksaan ternyata benar hfttt dasar scammer brengsek menggangu waktu tidur siangku yang berharga hiks 🙁
Ya, kita semua setuju, semakin canggih teknologi, semakin pintar pula para pelaku kejahatan digital, termasuk para scammer dan pembuat website penipuan. Tak sedikit orang yang tertipu website palsu, mulai dari situs e-commerce bodong, lowongan kerja fiktif dan palsu, hingga website investasi yang menjanjikan keuntungan fantastis.
Rata-rata, korban baru menyadari setelah uang atau data pribadinya hilang. Syukurnya aku bukan orang yang bego dan masih mau cari tahu lebih dulu 🙂
Yah, aku juga benci orang – orang pintar yang menggunakan previledgenya untuk menipu dan memperdaya orang lain 🙁 Lalu, bagaimana cara kita bisa lebih waspada dan tahu apakah suatu website itu penipuan atau bukan dan menghindari hal – hal yang tidak diinginkan ?
Berikut ini adalah 10 cara cek website penipuan yang bisa kamu lakukan sebelum terlalu jauh terlibat.
1. Cek Alamat URL dengan Teliti
Daftar Isi Artikel
ToggleLangkah pertama dan paling sederhana adalah memeriksa alamat situs (URL). Website resmi biasanya menggunakan domain terpercaya seperti .com, .co.id, .org, atau .net. Tapi jangan terkecoh, karena banyak penipu memakai domain mirip, seperti amaz0n.net atau tokopedia-id.shop. atau tokopeda.id alih-alih tokopedia.com.
Hindari situs yang menggunakan nama domain yang panjang, aneh, atau mengandung karakter tidak lazim. Bila URL-nya terasa janggal, lebih baik tinggalkan. Selalu pastikan kamu mengakses situs dengan alamat resmi. Kamu bisa dulu melihat situs resminya yang sudah terindex di google.
2. Periksa HTTPS dan Sertifikat Keamanan
Website yang aman biasanya menggunakan HTTPS (bukan HTTP biasa). Tanda HTTPS biasanya muncul bersama ikon gembok di bagian kiri address bar. Ini menunjukkan bahwa data yang kamu kirim dan terima dienkripsi.
Meski begitu, ingat bahwa HTTPS bukan jaminan situs tersebut tidak menipu—tetapi situs penipuan yang tidak memiliki HTTPS hampir pasti tidak aman, tapi situs penipuan biasanya tidak repot mengurus sertifikat ini.
3. Gunakan Website Checker Online
Ada banyak alat online gratis yang bisa kamu gunakan untuk mengecek reputasi website, seperti:
- whois.domaintools.com – untuk mengetahui siapa pemilik domain dan kapan domain dibuat. Lihat disini
- Google Transparency Report – memeriksa apakah website terindikasi berbahaya. Cek disini
- URLVoid – Kamu juga bisa memeriksa usia domain menggunakan tool online lain seperti URLVoid. Cek disini
Setelah pakai urlvoid aku baru tahu jika domain websitenya baru diregistrasi bulan lalu, dasar penipu brengsek 🙁 tangkapan gambar hasil investigasi tools URLVoid bisa dilihat dibawah.
Well kita semua setuju bahwa secara SEO dan brand website yang sudah ada selama bertahun-tahun biasanya lebih bisa dipercaya, terutama kalau sudah memiliki brand yang kredibel.
Namun, kalau website tersebut baru didaftarkan dalam hitungan bulan dan menawarkan investasi atau layanan keuangan, atau lowongan pekerjaan yang mencurigakan ada baiknya kamu lebih waspada, sebelum jadi korban!
4. Lihat Desain Website dan Tata Bahasa
Website profesional biasanya punya desain yang rapi dan konsisten. Jika kamu menemukan tampilan website yang berantakan, banyak iklan pop-up, gambar pecah, atau tulisan penuh typo dan tata bahasa kacau, itu bisa jadi red flag.
Penipu biasanya tidak punya waktu (atau kemampuan) untuk membangun situs yang kredibel. Website yang dibangun buru-buru seringkali tampak asal-asalan.
Bahkan si scammer ini langsung meredirect button apply dan informasi – informasi penting di menunya, semua langsung diredirect ke website phising yang bertujuan untuk mencuri kata sandi FB kita brengsek memang 🙁
5. Cek Kontak dan Alamat yang Dicantumkan
Website yang bisa dipercaya pasti mencantumkan informasi kontak yang jelas: alamat fisik, email, nomor telepon, hingga akun media sosial. Tapi jangan langsung percaya, lakukan pencarian lanjutan!
Ketik alamat atau nomor yang dicantumkan ke Google dan lihat apakah muncul informasi tambahan, atau justru ada korban lain yang melaporkan. Jika tidak ada kamu harus berhati – hati 🙁
6. Cari Testimoni dan Review di Internet
Sebelum percaya pada testimoni di website itu sendiri (karena bisa dipalsukan), lebih baik cari ulasan dari pihak ketiga di Google, forum seperti Kaskus, Quora, atau media sosial.
Jika banyak orang mengeluh ditipu oleh website tersebut, bisa dipastikan itu adalah situs penipuan. Jangan abaikan instingmu jika menemukan komentar negatif berulang.
7. Periksa Media Sosial Resminya
Website terpercaya biasanya punya akun media sosial aktif dan dikelola dengan baik. Lihat apakah akun tersebut memiliki jumlah pengikut yang wajar, konten yang rutin, dan interaksi yang alami.
Waspadai jika akun sosial media baru dibuat, tidak ada aktivitas, atau hanya digunakan untuk membalas komplain dengan janji manis.
8. Jangan Mudah Percaya Harga Terlalu Murah
Salah satu trik paling umum adalah menawarkan produk dengan harga yang jauh di bawah pasaran. Jika kamu menemukan smartphone seharga Rp500 ribu atau sepatu branded diskon 90%, pikir dua kali. Kalau penawarannya terlalu bagus untuk jadi kenyataan, besar kemungkinan itu adalah jebakan.
9. Gunakan Tools Anti-Scam dari Browser
Beberapa browser seperti Google Chrome atau Firefox punya fitur bawaan untuk mendeteksi situs berbahaya. Jika kamu mengakses website penipuan, biasanya akan muncul peringatan bahwa situs tersebut tidak aman. Jangan abaikan peringatan ini dan segera keluar dari situs tersebut.
10. Laporkan Jika Terbukti Penipuan
Kalau kamu yakin telah menemukan website penipuan, bantu orang lain dengan melaporkannya ke:
- Komdigi lewat situs aduankonten.id
- Polisi siber di situs patrolisiber.id
- Situs pengecek hoaks seperti turnbackhoax.id
Makin banyak orang yang melaporkan, makin cepat pula situs penipuan bisa ditutup. Aku juga termasuk yang melaporkan si scammer brengsek ini ke Komdigi 🙂
Well ya, waspada itu bukan berarti paranoid, tapi sikap yang harus dimiliki setiap pengguna internet. Dunia maya menawarkan kemudahan, tapi juga menyimpan risiko jika kita tak hati-hati. Jangan sampai karena tergiur posisi jabatan di perusahaan, harga murah atau iming-iming hadiah, kita justru jadi korban.
Ingat, lebih baik cek dulu daripada menyesal kemudian. Semoga 10 cara di atas bisa membantumu lebih waspada dan aman saat menjelajah internet.
PS:
Source Image : Freepik.com
*This article helped created by AI machine*